SPANDUK Rp. 6.500,-/m Hub: 021-70161620, 021-70103606

Hikayat Negeri Para Pembohong

| | | 0 komentar
SUATU hari ada seorang raja dari sebuah negeri entah berantah merasa sangat gelisah karena mendengar rakyatnya saat ini suka sekali berbohong.

Untuk membuktikan kebenaran kabar itu sang raja kemudian menyamar jadi orang biasa. Ia datang ke tempat-tempat umum, dimana rakyatnya biasa melalaikan kegiatan sehari-hari.

Waktu sampai di sebuah pasar, para pedagang dan pembeli didapatinya sedang bertengkar gara-gara harga sebuah jenis sayuran yang mendadak naik harganya.

Kabar mengenai naiknya hargajenis sayuran ini memang sangat simpang siur, sehingga untuk sementara waktu rakyat mungkin tidak bisa mengonsumsinya karena harganya yang kian tidak terjangkau. Dari pasar, raja mendatangi penjara untuk melihat kondisi para narapidana. Kepadanya sipir penjara bercerita bahwa tidak ada perbedaan perlakuan terhadap para napi.

Raja mendapat cerita, koruptor, mafia pajak, copet, pemerkosa, garong, dan maling jemuran semua ditempatkan di sel yang sama.

Menu makannya juga sama. Tidak ada perlakuan istimewa atau tahanan eksekutif yang memakai penghangat atau pendingin ruangan, televisi, kulkas, handphone, pesta narkoba, atau bisa nengok anak dan istri di rumah, atau bahkan plesiran ke luar negeri. Sang raja semakin bingung, cerita para sipir penjara dirasakannya bertolak belakang dan berbeda sekali dengan apa yang dia dengar selama ini.

Dengan berjalan kaki raja kemudian masuk ke sebuah desa yang dia dengar penduduknya hidup melarat, sehingga harus makan tiwul beracun dan akibatnya banyak sekali yang tewas.

Raja juga mendengar bahwa anak-anak di desa itu makan makanan sisa dari tempat pembuangan sampah dan buah-buahan busuk bercampur be-latung.

Tapi pejabat desa yang ditemuinya bercerita bahwa desanya makmur, penduduknya subur, sehat, dan gemuk-gemuk. Tidak ada yang kurang gizi. Tidak ada yang perutnya buncit akibat busung lapar.

Raja bertambah bingung, lalu dengan ongkos sendiri dan tanpa pengawalan, raja naik pesawat mengunjungi dua ne-gara berbentuk monarki (yang satu monarki konstitusional, dan satunya lagi monarki absolut). Soalnya raja juga mendengar rakyatnya yang jadi tenaga kerja di dua kerajaan itu hidup menderita dan sering dibunuh oleh para majikannya.

Ketika sampai raja mendapat cerita bahwa rakyatnya yang menjadi tenaga kerja di kedua kerajaan itu semuanya hidup sukses, bisa menyumbang devisa dan disebut pahlawan devisa. Tidak benar banyak yang disiksa atau mati dibunuh oleh majikannya.

Makin bingunglah sang raja. Mana yang benar, apakah selama ini para pembantuku berbohong padaku, bisiksang raja dalam hati. Kenapa para punggawa, para pejabat hukum, dan para pejabat keamanan selalu mengatakan semua aman, tidak kurang sesuatu apapun yang berkaitan dengan hajat hidup rakyatku.

Raja merasa kecewa, semua anak buahnya temyata hanya membuat laporan palsu untuk menyenangkan hatinya. Karena itu dengan marah ia bertekad akan segera melakukan perubahan posisi para pembantunya dan menggeser mereka yang tidak becus bekerja.

Waktu sampai di tanah airnya kembali, setelah melakukan penyamaran di dua kerajaan itu. raja naik taksi dari Bandara.

Oleh sang sopir raja dibawa berputar-putar keliling kota sampai berjam-jam lamanya. Sang sopir nakal tersebut sengaja melakukan hal itu supaya mendapat bayaran yang tinggi untuk mengejar setoran.

Raja yang merasa dipermainkan kemudian protes dan mengatakan sang sopir berbohong karena tidak melewati arah terdekat yang seharusnya dilewati.

Tanpa mengetahui bahwa penumpang yang duduk di belakangnya itu adalah rajanya sendiri, sang sopir seenaknya membalas

"Biasalah Bung, semua orang di sini berbohong, mencontoh raja kami." katanya nyerocos. **<

sumber http://bataviase.co.id/node/532311

18 Kebohangan Pemerintahan Rezim SBY

| | | 0 komentar

Baru-baru ini sempat kita lihat di media, sangat ramai pemberitaan bahwa sebuah pertemuan yang di adakan oleh tokoh lintas agama untuk mengungkap 18 kebohongan yang telah dilakukan oleh pemerintah. Sangat menarik untuk kita cermati bahwa tokoh lintas agama ini mungkin sudah gerah bahkan mungkin sudah geram melihat kinerja pemerintahan yang belum juga bisa menuntaskan bebarapa kasus. Belum selesai kasus lama muncul lagi kasus baru, sehingga kasus-kasus tersebut menumpuk dan tidak terselesaikan. Menurut penilaian para tokoh lintas Agama dikumpulkanlah beberapa kebohongan pemerintah antara lain 9 kebohangan lama:

NoVersi PemerintahFakta

1

Pemerintah mengatakan bahwa penduduk miskin 2010 mencapai 31,02 juta jiwa.Data penduduk yang layak menerima beras miskin, jumlahnya mencapai 70 juta, sedang jika digunakan data penduduk yang berhak dapat Jamkesmas, jumlahnya 76,4 juta.

2

Pemerintah berjanji akan mengamankan sektor pangan.Hingga kini pemerintah malah menyerahkan harga kebutuhan rakyat tersebut pada mekanisme pasar.

3

Pemerintah pernah mempromosikan terobosan dalam ketahanan pangan dan energi berupa padi Supertoy dan program Blue EnergyNOL BESAR

4

Presiden SBY menyampaikan bukti photo (teroris latihan membidik wajah SBY) bahwa dirinya merupakan sasaran terorisme pada 2009.Bukti photo adalah photo lama yang pernah disampaikan di DPR tahun 2004.

5

Presiden SBY berjanji menuntaskan kasus Munir serta pelanggaran HAM lainnya.NOL BESAR

6

Pemerintah mengatakan bahwa dalam melaksanakan Undang-Undang Sisdiknas, anggaran pendidikan 20 persen dari APBN di luar gaji guru dan dosen.Hingga kini anggaran 20 persen APBN itu masih termasuk gaji guru, dosen, dan pendidikan kedinasan.

7

Presiden SBY meminta adanya solusi permanen kasus Lapindo.Hingga kini para korban Lapindo masih menuntut haknya dengan menggelar aksi di sejumlah daerah. Selain itu, pada 7 Agustus 2009 malah diterbitkan SP3 kasus tersebut. Pemerintah atau Lapindo tidak lagi berupaya menutup semburan lumpur.

8

Pada pidatonya di Manado pada 2009, Presiden SBY meminta semua negara di dunia melindungi dan menyelamatkan laut.Hingga kini Newmont setiap hari membuang limbah ke Teluk Senunu, NTB, sebanyak 120.000 ton.

9

Pemerintah telah membentuk tim audit PT Freeport pada 2006. Hingga kini tidak terlihat upaya berarti untuk renegosiasi kontrakHingga kini tidak terlihat upaya berarti untuk renegosiasi kontrak
Sementara kebohongan terbaru 2010 :

1

Presiden SBY berpidato pada 17 Agustus 2010 yang isinya menjunjung tinggi pluralisme, toleransi, dan kebebasan beragama.Agustus 2010 yang isinya menjunjung tinggi pluralisme, toleransi, dan kebebasan beragama. Sepanjang 2010 terjadi 33 penyerangan fisik atas nama agama. Menurut mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri, selama 2009 terjadi 40 kasus kekerasan ormas, 2010 menjadi 49 kasus.

2

Presiden SBY menjanjikan jaminan terhadap kebebasan pers dan kepolisian berjanji akan menindak tegas setiap kasus kekerasan terhadap insan pers.Hingga kini Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers mencatat selama 2010 kasus kekerasan pers sebanyak 66 kasus meningkat dari 2009 yang 56 kasus.

3

Presiden SBY berjanji akan melengkapi TKI dengan telepon genggam agar tidak terjadi ketertutupan informasi.Hingga kini telpon genggam tidak juga diberikan dan memorandum untuk melindungi para TKI tidak juga dilakukan.

4

Presiden SBY menyatakan bahwa kepindahan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Bank Dunia adalah atas dasar permintaan Bank Dunia.Di sebuah media nasional diungkapkan bahwa kepindahan Sri Mulyani sesungguhnya merupakan paksaan dari Presiden. Seorang pejabat Kementerian Keuangan mengatakan, Sri Mulyani tidak pernah berniat mengundurkan diri.

5

Presiden SBY berkali-kali berjanji akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di Indonesia.Menurut riset ICW, dari pernyataan SBY yang mendukung korupsi, hanya 24 persen yang terlaksana

6

Terkait dengan pengusutan rekening gendut para pewira Polri. Presiden menginstruksikan jika ada pelanggaran hukum, yang terkait harus diberikan sanksi. Jika tidak, Kapolri harus menjelaskan kepada masyarakat.Hingga kini baik masalah rekening gendut maupun pelaku penganiayaan aktivis ICW Tama S Langkan masih misterius. Bahkan 7 Agustus 2010 dan 29 Desember 2010 dua Kapolri mengatakan, kasus ini ditutup.

7

Presiden SBY menjanjikan politik yang bersih, santun, dan beretika.Hingga kini, Andi Nurpati masih menjadi pengurus Partai Demokrat meskipun sudah diberhentikan tidak hormat oleh Dewan Kehormatan Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena telah melanggar peraturan KPU.

8

Terkait kasus mafia hukum. Kapolri Jenderal Timur Pradopo berjanji menyelesaikan kasus pelesiran terdakwa mafia pajak Gayus H Tambunan dalam 10 hari.Tapi kenyataannya hingga kini tidak ada keterangan pers tentang hal tersebut. Tak ada kejelasan kapan Gayus keluar, pergi naik apa, dengan siapa, aktivitasnya, bahkan sekarang malah mencuat kasus baru, Gayus pelesir ke luar negeri.

9

Pada 1 September di Mabes TNI Cilangkap Presiden SBY menyampaikan bahwa perlakuan tidak patut terhadap tiga petugas KKP sedang diusut. Pemerintah Malaysia sedang menginvestigasi masalah tersebut.Hingga kini tidak pernah ada penjelasan atau hasil investigasi apa pun.

12950553861235827819SBY dan kroni-kroninya serta parpol koalisi Demokrat serta aparat pemerintahan yang bekerja dibawah pemerintahan SBY sibuk membela diri dan mengklaim bahwa yang dicanangkan pemerintah belum sepenuhnya berhasil (ada yang berhasil dan ada masih dalam proses). Sebenarnya pemerintah kalau mendapat kritisi semacam itu harus dengan hati lapang menerima kritikan tersebut dan berusaha memperbaikinya. Kita lihat saja kasus century dan kasus Mafia Pajak Gayus Tambunan, sudah berapa lama ini di tangani dan mau sampai kapan. Terus kontrak kerja perusahaan Asing (bukan Freeport saja) yang perlu direvisi karena merugikan rakyat Indonesia sendiri, Apakah hal ini sudah ada langkah pasti yang dilakukan pemerintah. Saya tertarik dengan pernyataan mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie bahwa pemerintah harus bersikap tegas dan berani untuk merevitalisasi semua kontrak kerja Perusahaan Asing yang ada di Inonesia karena merugikan masyarakat Indonesia.

Pernyataan sikap para tokoh lintas agama yang hadir dalam acara tersebut menunjukkan betapa mereka merasa gerah dan geram terhadap kebohongan yang dilakukan oleh rezim SBY selama ini. Namun sehebat apapun kegerahan dan kegeraman para tokoh lintas agama, pastinya akan diperhadapkan secara diametral dengan arogansi kekuasaan ala SBY. Terus bagaimana dengan sikap masyarakat Indonesia dan sikap kita sebagai masyarakat Indonesia??

Di Burma, Napi Dipaksa Jadi Penyapu Ranjau

| | | 0 komentar
Selain kerap disiksa, para tahanan di penjara Myanmar (Burma) dipaksa menjalani profesi yang sangat berbahaya, yaitu penyapu ranjau. Tidak sedikit para tahanan yang menderita luka parah atau menemui ajal setelah terkena ranjau. .

Demikian ungkap seorang tahanan yang berhasil kabur, Thaung Htay. Kepada majalah Irrawaddy, pria 28 tahun itu mengatakan bahwa dia bersama dengan tiga tahanan lainnya berhasil melarikan diri ke perbatasan Thailand setelah tidak tahan lagi mendekam di kurungan.

Dia mengatakan bahwa para tahanan di penjara Myanmar diharuskan mengikuti perjalanan para tentara yang berperang dengan kelompok pemberontak Karen di dekat perbatasan Thailand.

Htay mengatakan bahwa sebanyak 600 tahanan diletakkan di garda terdepan dan berjalan mendahului para tentara untuk melindungi mereka dari serangan. Htay mengatakan para tahanan juga diperintahkan untuk membawa barang bawaan para tentara yang beratnya puluhan kilo.

“Kami diharuskan membawa amunisi, perlengkapan dan makanan para tentara. Yang terparah adalah mereka menggunakan kami sebagai penyapu ranjau di sepanjang perjalanan mereka,” ujar Htay kepada Irrawaddy, yang juga dilansir laman harian The Telegraph, Jumat 14 Januari 2011.

Htay mengatakan bahwa para tahanan yang memiliki uang dapat dengan mudah lolos dari kewajiban itu setelah menyuap penjaga penjara. Namun, bagi yang tidak punya uang, mereka akan bernasib naas.

Junta militer Myanmar dan kelompok separatis Karen telah menandatangani perjanjian gencatan senjata. Namun bentrokan kembali terjadi pada 7 November 2010, bertepatan dengan pemilu di negara itu, karena militer Myanmar dianggap memaksa mereka untuk memilih partai pemerintah.

Semenjak itu, hubungan pemerintah dengan pemberontak semakin memanas. Pemberontak, yang banyak terdapat di kota Myawaddy, juga sering melakukan perlawanan dan mereka terkenal lihai menempatkan ranjau di medan perang.

“Banyak tahanan yang terluka dan tewas terkena ranjau setelah mereka dipaksa untuk berjalan di depan para tentara. Kami bertiga melarikan diri karena tidak ingin hal yang sama terjadi kepada kami,” ujar Htay.

Menurut aktivis kemanusiaan, Bo Kyi, ulah militer Myanmar itu merupakan kejahatan melawan kemanusiaan. “Mereka, dengan kata lain, menghukum mati para tahanan. Jelas ini adalah kejahatan melawan kemanusiaan,” kata Bo.
• VIVAnews

Tragedi Gempa Bumi di Haiti

| | | 0 komentar
Pada 12 januari 2010 yang lalu sebuah gempa berkekuatan 7,1 skala Richter mengguncang Haiti. Efeknya sungguh dahsyat.

Menurut kantor berita Associated Press, gempa itu menewaskan lebih dari 316 ribu jiwa, sementara 1,5 juta korban gempa yang selamat kehilangan tempat tinggal.

Pejabat Haiti pun tidak bisa memastikan berapa banyak warganya yang tewas akibat gempa berkekuatan 7,1 pada Skala Richter itu. "Tidak ada yang tahu berapa banyak yang terkubur di reruntuhan , 200.000? 300.000? Siapa yang tahu jumlah mereka yang tewas?" kata Menteri Komunikasi Haiti, Marie-Laurence Jocelyn Lassegue.

Bagi rakyat yang selamat, penderitaan tampak masih berlanjut. Pasalnya, tim relawan mengaku lambannya aliran bantuan makanan dan logistik kepada mereka yang membutuhkan. "Kami berharap bisa bertindak lebih baik dan lebih cepat," kata Ketua Program Pangan Dunia, Joseet Sheeran, saat mengunjungi Port-au-Prince.

"Ini belum cukup, kami masih mau nambah lagi," kata Lunie Marcelin, ibu berusia 57 tahun yang memiliki enam anak saat menerima bantuan makanan dari pasukan penjaga perdamaian PBB di kawasan kumuh Cite Soleil.

Sementara itu, rakyat Haiti di Port-au-Prince Minggu kemarin dibuat panik oleh gempa susulan berkekuatan 4,7 pada Skala Richter. Ini sudah lebih dari 50 kali terjadi gempa susulan sejak gempa besar yang melanda negeri miskin di Kepulauan Karibia itu pada 12 Januari lalu.

Pemerintah pun hanya mengimbau agar 600.000 warga yang menggelandang di tempat-tempat terbuka di Port-au-Prince - kota yang berpenduduk 2 juta jiwa - untuk tinggal di kamp pengungsi atau menumpang di rumah kerabat di luar kota.

www.vivanews.com
http://dunia.vivanews.com/news/read/198794-tragedi-gempa-bumi-di-haiti

Muhammadiyah Menembus Pluralitas

| | | 0 komentar
Judul Buku : Muhammadiyah & Pluralitas Agama Di Indonesia Penulis : Syarif Hidayatullah, M.Ag., MA. Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta Cetakan : Pertama, 2010 Tebal : xxiv + 237 halaman Peresensi : Supriyadi*)

Muhammadiyah adalah sebuah oraganisasi masyarakat (ormas) Islam besar di Indonesia. Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912. Dalam perjalanannya, Muhammadiyah telah melintasi berbagai periode dan masa di Indonesia. Sepak terjang Muhammadiyah juga telah terlihat di dalam berbagai bidang sosial masyarakat, seperti pembangunan rumah sakit, sekolah, panti asuhan, dan lain sebagainya.

Syarif Hidayatullah, M.Ag., MA dalam bukunya yang berjudul “Muhammadiyah & Pluralitas Agama Di Indonesia” memaparkan identitas Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat Islam yang berpengaruh di Indonesia. Ormas Islam besar di Indonesia ini telah memainkan peranannya sebagai penuntun umat Islam semenjak kelahirannya pada 1912. Dalam perjalanannya, Muhammadiyah telah tumbuh dan berkembang menjadi ormas Islam yang mampu mempertahankan eksistensinya di Indonesia.

Alwi Shihab dalam penelitian disertasinya menyimpulkan bahwa pada intinya Muhammadiyah memainkan empat peran penting yang saling tekait: pertama, sebagai gerakan pembaruan; kedua, sebagai agen perubahan sosial; ketiga, sebagai kekuatan politik; dan yang paling menonjol, keempat, sebagai pembendung paling aktif misi-misi Kristenisasi di Indonesia (hlm. 2).

Sementara itu, citra Muhammadiyah yang menonjol adalah bahwa Muhammadiyah itu adalah sebuah gerakan pembaruan yang modernis. Selain memodernisasi ajaran Islam, Muhammadiyah juga terkenal sebagai gerakan pemurnian (purifikasi). Yang dimaksud dalam pemurnian dalam hal ini adalah bahwa Muhammadiyah itu merupakan sebuah gerakan modernis yang berusaha untuk memurnikan ajaran Islam yang murni, sesuai dengan tuntunan Qur’an dan hadits.

Dalam konteks Indonesia yang memilki kemajemukan (heterogenitas) yang kaya, Muhammadiyah berdiri sebagai gerakan pemurnian yang memfilter ajaran agama Islam ketika Islam berinteraksi dengan budaya dan tradisi masyarakat Indonesia. Dalam sejarahnya, sebelum Islam masuk ke nusantara, agama Hindu dan Buddha telah menjadi keyakinan masyarakat. Ketika Islam masuk, terjadilah akulturasi dan asimilasi antara ajaran Islam dengan budaya lokal yang masih sarat dengan dinamisme dan animisme.

Fenomena seperti ini melahirkan pluralitas dalam keberagamaan masyarakat. Akibatnya ajaran Islam sering kali tercampuri oleh budaya lokal yang menjadikan ajaran Islam sendiri tidak murni. Dari realitas itulah KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai wadah gerakan pemurniannya. Beliau berusaha memurnikan Islam dari apa yang biasa disebut TBC (Takhayul, Bid’ah, dan Churofat) utuk menjadi Islam yang murni seperti Islam pada zaman Nabi Muhammad saw. Pada saat itu, meskipun Islam sudah lama menjadi agama yang mayor di nusantara, Islam masih bercampur dengan tradisi dari Hindu, Buddha, keyakinan animisme, dan dinamisme. KH. Ahmad Dahlan sebagai tokoh yang beragama, tergugah hatinya guna menyelamatkan ajaran Islam di Indonesia. Beliau ingin membersihkan Islam dan umat Islam baik secara fisik maupun mental spiritual dengan memberantas tradisi-tradisi tersebut.

Sontak masyarakat Yogyakarta yang sangat kental dengan tradisi keraton, pada saat itu, banyak yang tidak menerima dakwah KH. Ahmad Dahlan. Namun demikian, beliau tetap teguh dan akhirnya, Muhammadiyah didirikan yang salah satu misinya adalah sebagai gerakan pemurnian Islam. Membaca sejarah berdirinya Muhammadiyah tersebut seakan memperingatkan kepada kita bahwa ternyata fakta pluralitas budaya di nusantara pada masa lalu ingin dipisahkan dengan ajaran Islam oleh KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dengan gerakan pemurniannya. Oleh karenanya, Muhammadiyah cenderung eksklusif terhadap budaya dan pluralitas agama di Indonesia.

Kini, pengaruh Muhammadiyah pun telah tersebar ke berbagai kawasan di Indonesia. Muhammadiyah yang sekarang pun berbeda dengan Muhammadiyah yang dulu di mana dulu Muhammadiyah masih dalam prosesnya untuk terus berkembang. Kini, Muhammadiyah telah menjadi ormas besar di Indonesia. Oleh karenanya, Muhammadiyah juga harus mampu untuk melakukan dakwah secara kultural dan peka terhadap isu-isu aktual kontemporer.

Sebuah isu aktual yang juga harus diselesaikan oleh Muhammadiyah pada era sekarang adalah pluralitas. Semenjak kelahirannya, Muhammadiyah memang sangat eksklusif terhadap keberagaman budaya karena memosisikan diri sebagai gerakan pemurnian Islam sehingga Muhammadiyah cenderung kaku terhadap pluralitas. Isu pluralitas yang kini menjadi isu aktual pun harus mendapat tempat khusus di Muhammadiyah.

Saatnya kini Muhammadiyah menembus pluralitas agama. Muhammadiyah telah belajar banyak mengingat usianya sudah hampir satu abad. Tentunya, di usia Muhammadiyah yang sudah lama tersebut, Muhammadiyah sudah banyak “makan garam”. Oleh karenanya, Muhammadiyah harus melakukan refleksi terhadap zaman sekarang dengan berbagai problematika kekinian.

Tantangan Muhammadiyah kini tidak lagi sekadar memurnikan ajaran Islam, akan tetapi juga menembus permasalahan kekinian yang dihadapi oleh umat Islam baik di Indonesia maupun di dunia. Muhammadiyah harus mampu beradaptasi dengan berbagai peliknya problematika umat yang semakin hari semakin kompleks.

Akhirnya, dengan membaca buku yang berjudul “Muhammadiyah & Pluralitas Agama Di Indonesia”, para pembaca diajak untuk melihat bagaimana sepak terjang Muhammadiyah pada masa lalu dan berefleksi dengan isu pluralitas di masa sekarang. Muhammadiyah kini harus semakin peka terhadap problematika kekinian yang semakin kompleks karena dinamika kehidupan pun semakin cepat. Kini saatnya Muhammadiyah harus berani menembus pluralitas agama di Indonesia demi kemaslahatan umat Islam yang semakin terserang oleh globalisasi.

*) Peresensi adalah Pengamat Sosial pada Yayasan Ali Maksum, Yogyakarta


Dapatkan artikel ini di URL:
http://www.kompas.com/read/xml/2011/01/10/21084276/Muhammadiyah.Menembus.Pluralitas

Negara Amerika Serikat Dibangun dari Emas Papua

| | | 0 komentar

Freeport adalah pertambangan emas terbesar di dunia! Namun termurah dalam biaya operasionalnya. Sebagian kebesaran dan kemegahan Amerika sekarang ini adalah hasil perampokan resmi mereka atas gunung emas di Papua tersebut. Freeport banyak berjasa bagi segelintir pejabat negeri ini, para jenderal dan juga para politisi busuk, yang bisa menikmati hidup dengan bergelimang harta dengan memiskinkan bangsa ini. Mereka ini tidak lebih baik daripada seekor lintah!

Akhir tahun 1996, sebuah tulisan bagus oleh Lisa Pease yang dimuat dalam majalah Probe. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC. Judul tulisan tersebut adalah “JFK, Indonesia, CIA and Freeport.”

Walau dominasi Freeport atas gunung emas di Papua dimulai sejak tahun 1967, namun kiprahnya di negeri ini sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya. Dalam tulisannya, Lisa Pease mendapatkan temuan jika Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun 1959.

Saat itu Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan. Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya terkena imbasnya. Ketegangan terjadi. Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan.

Ditengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen. Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jaques Dozy di tahun 1936. Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di perpustakaan Belanda. Van Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan membacanya.


Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan

alamnya yang begitu melimpah. Tidak seperti wilayah lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada disekujur tubuh Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah. Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata. Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain. Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah. Dari udara, tanah disekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari.

Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak!! Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar dalam waktu tiga tahun sudah kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat. Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.

Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam. Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.

Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah spertinya mendukung Soekarno. Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat.

Ketika itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga. Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibanding nilai emas yang ada di gunung tersebut.

Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company mentah kembali. Para pemimpin Freeport jelas marah besar. Apalagi mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan!

Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963. Banyak kalangan menyatakan penembakan Kennedy merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika.

Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil sikap yang bertolak belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya. Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport.

Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California). Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini.

Augustus C.Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya. Mungkin suatu kebetulan yang ajaib. Augustus C.Long juga aktif di Presbysterian Hospital di NY dimana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962). Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA.

Lisa Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pemimpin Texaco. Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu yang di Indonesia dikenal sebagai masa yang paling krusial.

Pease mendapatkan data jika pada Maret 1965, Augustus C.Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Augustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelejen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri. Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di Negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend.

Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan jika kelompok Jendral Suharto akan mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan. Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi jika hal itu benar adanya.

Awal November 1965, satu bulan setelah tragedi terbunuhnya sejumlah perwira loyalis Soekarno, Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang menanyakan apakah Freeport sudah siap mengekplorasi gunung emas di Irian Barat. Wilson jelas kaget. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu darimana Williams yakin gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport?

Lisa Pease mendapatkan jawabannya. Para petinggi Freeport ternyata sudah mempunyai kontak dengan tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia. Mereka adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan Ibnu Soetowo dan Julius Tahija. Orang yang terakhir ini berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport. Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam angkatan darat karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasional mereka.

Sebab itulah, ketika UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didektekan Rockefeller, disahkan tahun 1967, maka perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Suharto adalah Freeport!. Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah merugikan Indonesia.

Untuk membangun konstruksi pertambangan emasnya itu, Freeport mengandeng Bechtel, perusahaan AS yang banyak mempekerjakan pentolan CIA. Direktur CIA John McCone memiliki saham di Bechtel, sedangkan mantan Direktur CIA Richards Helms bekerja sebagai konsultan internasional di tahun 1978.

Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik “Jim Bob” Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun.

Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A.Maley, menulis sebuah buku berjudul “Grasberg” setelab 384 halaman dan memaparkan jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki deposit terbesar di dunia, sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar didunia.

Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan 45 tahun ke depan. Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia!!

Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya EMASPURA. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru menggalinya dengan sangat mudah. Freeport sama sekali tidak mau kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Grasberg-Tembagapura sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru dimana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut emas dan tembaga itu ke Amerika. Ini sungguh-sungguh perampokan besar yang direstui oleh pemerintah Indonesia sampai sekarang!!!

Kesaksian seorang reporter CNN yang diizinkan meliput areal tambang emas Freeport dari udara. Dengan helikopter ia meliput gunung emas tersebut yang ditahun 1990-an sudah berubah menjadi lembah yang dalam. Semua emas, perak, dan tembaga yang ada digunung tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua yang sampai detik ini masih saja hidup bagai di zaman batu.

Freeport merupakan ladang uang haram bagi para pejabat negeri ini, yang dari sipil maupun militer. Sejak 1967 sampai sekarang, tambang emas terbesar di dunia itu menjadi tambang pribadi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya. Freeport McMoran sendiri telah menganggarkan dana untuk itu yang walau jumlahnya sangat besar bagi kita, namun bagi mereka terbilang kecil karena jumlah laba dari tambang itu memang sangat dahsyat. Jika Indonesia mau mandiri, sektor inilah yang harus dibereskan terlebih dahulu.

http://sejarah.kompasiana.com/2010/09/02/negara-amerika-serikat-dibangun-dari-emas-papua/

Letusan Krakatau di Mata Pribumi

| | | 0 komentar
Halaman penutup Syair Lampung Karam, yang ditulis Muhammad Saleh, tentang kesaksian meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883. Letusan gunung tersebut menimbulkan tsunami dan gelombang laut setinggi 40 meter, serta mengakibatkan setidaknya 36.000 orang tewas.

(Orang banyak nyatalah tentu, Bilangan lebih daripada seribu, Mati sekalian orangnya itu, Ditimpa lumpur, api, dan abu.

Pulau Sebuku dikata orang, Ada seribu lebih dan kurang, Orangnya habis nyatalah terang, Tiadalah hidup barang seorang.

Rupanya mayat tidak dikatakan, Hamba melihat rasanya pingsan, Apalah lagi yang punya badan, Harapkan rahmat Allah balaskan.)

Berita ditemukannya satu-satunya sumber pribumi tertulis yang memuat kesaksian mengenai letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883, mengejutkan banyak orang. Dalam tempo 48 jam, berita yang dimuat pertama kali di Kompas online (www.kompas.com) itu diunduh sekitar 14.000 orang dari berbagai belahan dunia. Kemudian berita itu dikutip berbagai media.

Menariknya, tidak hanya ditemukan 125 tahun setelah gunung tersebut meletus, tetapi ditemukan terpisah-pisah dalam bentuk naskah kuno, yang tersimpan di enam negara, yakni Inggris, Belanda, Jerman, Rusia, Malaysia, dan Indonesia.

Adalah ahli filologi dan dosen/peneliti di Leiden University, Suryadi, yang mengungkapkan semua itu, setelah melakukan penelitian komprehensif selama lebih kurang dua tahun. Setelah ia alihaksarakan naskah kuno tersebut, ternyata catatan saksi mata dalam bentuk syair itu mengungkapkan banyak hal secara humanis, bagai laporan seorang jurnalis.

”Laporan orang asing yang selama ini ada tentang letusan Gunung Krakatau tahun 1883 itu lebih menekankan aspek geologisnya. Letusan itu menewaskan lebih dari 36.000 orang. Adapun laporan Muhammad Saleh lebih pada aspek humanis, kemanusiaan, akibat letusan itu,” kata Suryadi, yang sebelumnya juga menemukan bagian sejarah dinasti Kerajaan Gowa yang hilang.

Kesaksian langka

Jauh sebelum peneliti asing menulis tentang meletusnya Gunung Krakatau (Krakatoa, Carcata) tanggal 26, 27, dan 28 Agustus 1883, seorang pribumi telah menuliskan kesaksian yang amat langka dan menarik, tiga bulan pascameletusnya Krakatau, melalui Syair Lampung Karam, yang tiga bait di antaranya telah dikutipkan di atas.

Menurut Suryadi, kajian-kajian ilmiah dan bibliografi mengenai Krakatau hampir-hampir luput mencantumkan satu-satunya sumber pribumi tertulis, yang mencatat kesaksian mengenai letusan Krakatau di tahun 1883 itu. ”Dua tahun penelitian, saya menemukan satu-satunya kesaksian pribumi dalam bentuk tertulis,” katanya.

Sebelum meletus tanggal 26, 27, dan 28 Agustus 1883, gunung Krakatau telah batuk-batuk sejak 20 Mei 1883. Letusan dahsyat Krakatau menimbulkan awan panas setinggi 70 kilometer dan tsunami setinggi 40 meter dan menewaskan sekitar 36.000 orang.

Sebelum meletus pada 1883, Gunung Krakatau di Selat Sunda pernah meletus sekitar tahun 1680. Letusan itu memunculkan tiga pulau yang saling berdekatan; Pulau Sertung, Pulau Rakata Kecil, dan Pulau Rakata.

Suryadi menjelaskan, selama ini yang menjadi bacaan tentang letusan Gunung Krakatau adalah laporan penelitian lengkap GJ Symons dkk, The Eruption of Krakatoa and Subsequent Phenomena: Report of the Krakatoa Committee of the Royal Society (London, 1888).

Adapun sumber tertulis pribumi terbit di Singapura dalam bentuk cetak batu (litography) tahun 1883/1884. Kolofonnya mencatat 1301 H (November 1883-Oktober 1884). Edisi pertama ini berjudul Syair Negeri Lampung yang Dinaiki oleh Air dan Hujan Abu (42 halaman).

”Tak lama kemudian muncul edisi kedua syair ini dengan judul Inilah Syair Lampung Dinaiki Air Laut (42 halaman). Edisi kedua ini juga diterbitkan di Singapura pada 2 Safar 1302 H (21 November 1884),” paparnya.

Edisi ketiga berjudul Syair Lampung dan Anyer dan Tanjung Karang Naik Air Laut (49 halaman), yang diterbitkan oleh Haji Said. Edisi ketiga ini juga diterbitkan di Singapura, bertarikh 27 Rabiulawal 1301 H (3 Januari 1886). Dalam beberapa iklan, edisi ketiga ini disebut Syair Negeri Anyer Tenggelam.

”Edisi keempat syair ini, edisi terakhir sejauh yang saya ketahui, berjudul Inilah Syair Lampung Karam Adanya (36 halaman). Edisi keempat ini juga diterbitkan di Singapura, bertarikh 10 Safar 1306 Hijriah (16 Oktober 1888),” ungkap Suryadi, yang puluhan hasil penelitiannya telah dimuat di berbagai jurnal internasional.

Terdapat variasi

Menurut Suryadi, khusus teks keempat edisi syair itu ditulis dalam bahasa Melayu dan memakai aksara Arab-Melayu (Jawi). Dari perbandingan teks yang ia lakukan terdapat variasi yang cukup signifikan antara masing-masing edisi. Ini mengindikasikan pengaruh kelisanan yang masih kuat dalam tradisi keberaksaraan yang mulai tumbuh di Nusantara pada paruh kedua abad ke-19.

Suryadi yang berhasil mengidentifikasi tempat penyimpanan eksemplar seluruh edisi Syair Lampung Karam yang masih ada di dunia sampai saat ini menyebutkan, Syair Lampung Karam ditulis Muhammad Saleh. Ia mengaku menulis syair itu di Kampung Bangkahulu (kemudian bernama Bencoolen Street) di Singapura.

”Muhammad Saleh mengaku berada di Tanjung Karang ketika letusan Krakatau terjadi dan menyaksikan akibat bencana alam yang hebat itu dengan mata kepalanya sendiri. Sangat mungkin si penulis syair itu adalah seorang korban letusan Krakatau yang pergi mengungsi ke Singapura dan membawa kenangan menakutkan tentang bencana alam yang mahadahsyat itu,” katanya.

Revitalisasi

Suryadi berpendapat, Syair Lampung Karam dapat dikategorikan sebagai ”syair kewartawanan” karena lebih kuat menonjolkan nuansa jurnalistik. Dalam Syair Lampung Karam yang panjangnya 38 halaman dan 374 bait itu, Muhammad Saleh secara dramatis menggambarkan bencana hebat yang menyusul letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.

Ia menceritakan kehancuran desa-desa dan kematian massal akibat letusan itu. Daerah-daerah seperti Bumi, Kitambang, Talang, Kupang, Lampasing, Umbulbatu, Benawang, Badak, Limau, Lutung, Gunung Basa, Gunung Sari, Minanga, Kuala, Rajabasa, Tanjung Karang, juga Pulau Sebesi, Sebuku, dan Merak luluh lantak dilanda tsunami, lumpur, serta hujan abu dan batu.

Pengarang menceritakan betapa dalam keadaan yang memilukan dan kacau-balau itu orang masih mau saling menolong satu sama lain. Namun, tak sedikit pula yang mengambil kesempatan untuk memperkaya diri sendiri dengan mengambil harta benda dan uang orang lain yang ditimpa musibah.

Selain menelusuri edisi-edisi terbitan Syair Lampung Karam yang masih tersisa di dunia sampai sekarang, penelitian Suryadi juga menyajikan transliterasi (alih aksara) teks syair ini dalam aksara Latin.

”Saya berharap Syair Lampung Karam dapat dibaca oleh pembaca masa kini yang tidak bisa lagi membaca aksara Arab-Melayu (Jawi). Lebih jauh, saya ingin juga membandingkan pandangan penulis pribumi (satu-satunya itu) dengan penulis asing (Belanda/Eropa) terhadap letusan Gunung Krakatau,” tutur Suryadi.

Peneliti dan dosen Leiden University ini menambahkan, teks syair ini bisa direvitalisasi untuk berbagai kepentingan, misalnya di bidang akademik, budaya, dan pariwisata. Salah satunya adalah kemungkinan untuk mengemaskinikan teks Syair Lampung Karam itu dalam rangka agenda tahunan Festival Krakatau. Juga dapat direvitalisasi dan diperkenalkan untuk memperkaya dimensi kesejarahan dan penggalian khazanah budaya dan sastra daerah Lampung.

YURNALDI
Dapatkan artikel ini di URL:
http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/12/00480765/letusan.krakatau.di.mata.pribumi

Bouazizi, Pahlawan Kemiskinan Tunisia

| | | 0 komentar
Rombongan kepresidenan Tunisia, di antaranya Presiden Zine el-Abidine Ben Ali (kedua dari kiri), menengok Mohamed Bouazizi (kanan), di RS Ben Arous, dekat Tunis, pada 28 Desember 2010. Bouazizi membakar dirinya untuk memprotes pengangguran di negerinya.

Lebih dari 5.000 simpatisan menghadiri prosesi pemakaman sang pahlawan kaum miskin dari Tunisia, Mohamed Bouazizi, Rabu (5/1/2011) di desa kelahirannya di Provinsi Sidi Bouzid (265 kilometer selatan ibu kota Tunis). Bouazizi dirawat dari luka kebakaran selama lebih dari dua pekan sebelum akhirnya meninggal dunia hari Selasa lalu.

Bouazizi mencoba bunuh diri dengan membakar diri pada 17 Desember lalu ketika polisi menyita dagangannya berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang menjadi satu-satunya gantungan hidupnya.

Kasus Bouazizi ini memicu aksi unjuk rasa kaum miskin dan penganggur di Sidi Bouzid dan menjalar ke hampir seluruh negeri selama lebih dari dua pekan. Aksi itu sebagai aksi solidaritas terhadap Bouazizi dan sekaligus protes atas kondisi ekonomi yang buruk. Bahkan, aksi unjuk rasa kaum penganggur masih terus berlanjut sampai hari ini di kota Talah, Tunisia. Warga Tunisia yang bermukim di sejumlah negara Eropa juga menggelar unjuk rasa di depan kedutaan dan konsulat Tunisia sebagai aksi solidaritas terhadap perjuangan kaum miskin di Tunisia.

Bouazizi pun serta-merta menjelma menjadi simbol perjuangan kaum miskin di Tunisia.

Wilayah Sidi Bouzid dengan jumlah penduduk 409.700 jiwa (sensus 2009) terletak sekitar 265 kilometer arah selatan Tunis. Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian wilayah Sidi Bouzid. Wilayah tersebut dikenal memproduksi sayur-sayuran dan buah-buahan, selain juga minyak zaitun, daging kambing, dan susu. Sektor pertanian menyerap 41,5 persen tenaga kerja. Sektor jasa menyerap 15,1 persen dan sektor industri menyerap 10,5 persen tenaga kerja.

Belum reda kerusuhan di Tunisia, kini gelombang kerusuhan itu sudah menjalar ke Aljazair (negara tetangga Tunisia) sebagai protes atas naiknya harga barang dan kondisi buruk ekonomi di negara itu. Rabu malam lalu diberitakan telah meletup kerusuhan di berbagai distrik di ibu kota Algiers dan kota-kota lain di Aljazair sebagai protes atas kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok yang mencekik kaum miskin.

Analis politik pada harian Asharq al Awsat, Abdel Rahman al-Rashed, mengatakan, masalah Tunisia sesungguhnya adalah politik, bukan ekonomi, yakni lebih besar dari sekadar isu pengangguran.

Menurut Rashed, kini rakyat Tunisia sudah tidak percaya lagi kepada pemerintahnya.

Dalam data statistik profil negara-negara Arab, angka pengangguran di Tunisia tergolong kecil dibandingkan negara Arab lain, yakni hanya 13 persen dari angkatan kerja. Di Yaman, tingkat pengangguran mencapai 30 persen. Kekuatan daya beli rakyat Tunisia lebih baik ketimbang Libya, Sudan, dan Bahrain.

Tunisia juga dikenal memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan terbaik di dunia Arab. Tunisia menduduki peringkat ke-18 di dunia dalam besaran anggaran pendidikan. Pengguna telepon genggam di Tunisia lebih banyak dibandingkan dengan di Suriah, Lebanon, Jordania, dan Yaman.

Jika Tunisia dengan ekonomi yang relatif baik diterpa kerusuhan sosial, bisa dibayangkan bagaimana dengan negara Arab lain yang kondisi ekonominya jauh lebih buruk daripada Tunisia.

Karena itu, kata Rashed, peristiwa Tunisia adalah lonceng peringatan terhadap negara Arab lain.

Menurut dia, tidak ada solusi terbaik bagi Tunisia selain solusi politik, yakni dengan lebih mengikutsertakan rakyat dalam keputusan politik.

Peringatan Rashed itu ternyata tak hanya isapan jempol. Dari Tunisia sudah menjalar ke Aljazair dan entah ke negara Arab mana lagi setelah itu. (Musthafa Abdurahman, dari Kairo)


Dapatkan artikel ini di URL:
http://www.kompas.com/read/xml/2011/01/08/09424340/Bouazizi..Pahlawan.Kemiskinan.Tunisia

populer

Layak dibaca

IKUT TAMPIL....... BOLEH....?